UNSUR-UNSUR DALAM CERITA
Latar suatu cerita, dalam hal ini dongeng,
dapat berupa latar tempat, latar waktu, maupun suasana.
·
Latar Tempat
Latar tempat merupakan keterangan dalam cerita
yang menjelaskan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Contoh latar tempat
dalam cerita misalnya di hutan, di sungai, di suatu kerajaan, di desa, atau di
gunung. Pada cerita di atas latar tempat adalah di Sumatera.
·
Latar Waktu
Latar waktu adalah waktu terjadinya peristiwa
dalam dongeng, misalnya pagi hari, malam hari, saat matahari terbit, setahun
yang lalu, atau beberapa tahun yang lalu. Latar waktu pada cerita di atas
adalah siang hari.
·
Latar Suasana
Latar suasana merupakan penjelasan mengenai
suasana saat peristiwa dalam dongeng terjadi. Contoh latar suasana misalnya
suasana menyedihkan, menggembirakan, mendung, matahari bersinar terik, gelap
gulita, atau angin bertiup sepoi-sepoi. Latar suanana pada cerita di atas yaitu
menyedihkan.
·
Tema
Tema atau topik adalah ide pokok yang
mendasari penulisan cerita. Tema pada cerita di atas adalah setiap perbuatan
pasti mendapat balasannya, baik maupun buruk.
·
Tokoh
Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Dalam cerita
rakyat tokoh dapat berupa manusia, tumbuhan, hewan, maupun benda-benda mati
seperti sandal, sepatu, balon, dan sebagainya. Pada cerita di atas tokohnya
dalah : Petani, Ikan (Puteri), dan Anak petani.
·
Watak tokoh
Tokoh dalam cerita rakyat memiliki sifat yang
berbeda-beda, misalnya baik, jahat, pemalas, rajin, suka berbohong, jujur,
licik, pemarah, sabar, atau pendendam. Tokoh yang sifatnya baik, biasa disebut
tokoh protagonis, sedangkan tokoh yang sifatnya jahat, disebut tokoh antagonis.
Pada cerita di atas watak tokoh-tokonya sebagai berikut : Petani tidak bisa
memegang janji, pemarah, Puteri : sabar, Anak petani : rakus
·
Amanat dalam cerita
Amanat
merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca dalam dongeng.
Pesan tersebut biasanya berupa nasehat atau perbuatan bijak yang seharusnya
dilakukan. Amanat pada cerita di atas adalah kita seharusnya memegang janji
yang pernah kita ucapkan.
·
Alur cerita
Jenis-jenis
alur cerita secara umum ada tiga.
1.
Alur Maju. Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur
progresif. Yaitu alur cerita yang bergerak urut dari awal hingga akhir tulisan.
Setiap bagian dari tulisan tertata dengan baik, sehingga pembaca tulisan pun
takkan kehilangan setiap momen. Runutan peristiwanya dibangun seperti mendaki
gunung kemudian menuruninya kembali. Perkenalan, pemunculan masalah, konflik,
klimaks, antiklimaks, penyelesaian adalah fase dalam alur yang disusun secara
urut dan tidak berloncatan.
2. Alur Mundur atau kilas balik. Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalnya. Dan perkenalan sebagai urutan fase terbalik yang sudah barang tentu akan membuat tulisan menjadi “berbeda” karena tuturan cerita akan terbalik dengan ditampilkannya amanat ataupun kesimpulan cerita terlebih dahulu, baru kemudian mengetahui masalah yang diakhiri dengan keterangan pelaku masalah tersebut.
3. Alur Campuran. merupakan hasil paduan dari maju dan mundur ini, tentunya masih menggunakan 6 unsur penyusun plot. Meski demikian, susunannya dapat diganti dan disusun ulang tanpa berurutan. Namun, apapun awalnya penyelesaian akan tetap hadir di bagian belakang. Contohnya plot campuran antara lain konflik – pemunculan masalah – perkenalan – klimaks – antiklimaks – penyelesaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar